Ketika Yang Tabu Menjadi Biasa: Media Sosial dan Dekadensi Moral

- Penulis

Selasa, 29 Juli 2025 - 00:36

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ket foto : ilustrasi medsos yang menampilkan umbaran aurat. (Doc)

Ket foto : ilustrasi medsos yang menampilkan umbaran aurat. (Doc)

Oleh: Chaidir Toweren

InfoLangsa.com

Media sosial sejatinya diciptakan sebagai sarana komunikasi, edukasi, bahkan ruang untuk berekspresi secara positif. Namun dewasa ini, kita justru menyaksikan bagaimana platform yang mulanya menjanjikan koneksi dan kemajuan itu telah beralih rupa menjadi ladang subur bagi kemunduran moral, terutama di kalangan generasi muda.

Tak bisa dipungkiri, hari ini kita hidup dalam era di mana batas antara privasi dan konsumsi publik telah kabur. Aurat yang seharusnya dijaga, kini dipertontonkan demi mendulang “like”, komentar, dan pengikut. Unggahan demi unggahan dipoles bukan dengan ilmu atau akhlak, melainkan dengan tubuh dan kemesraan yang seharusnya suci dan tersembunyi. Naudzubillah min dzalik.

Lebih memilukan lagi, bukan hanya individu yang kehilangan arah, tetapi pasangan suami-istri pun ikut larut dalam euforia eksistensi digital. Mereka tanpa ragu mempertontonkan adegan kemesraan, bahkan tak segan mengekspos aurat sang istri, seolah-olah itu bentuk cinta modern. Padahal sejatinya, itu adalah bentuk kelalaian dan kehancuran nilai-nilai Islam serta budaya timur yang menjunjung tinggi kehormatan diri.

Apakah semua ini pertanda akhir zaman? Bisa jadi. Karena salah satu cirinya adalah ketika yang haram dianggap biasa, dan yang dulu tabu kini menjadi tontonan publik tanpa rasa malu. Budaya malu telah terkikis, digantikan oleh keinginan eksis dan haus pengakuan dari dunia maya.

Kita tidak sedang membahas soal teknologi, tapi soal mentalitas. Kita tidak sedang membenci media sosial, tetapi menyesalkan bagaimana ia disalahgunakan tanpa batas. Karena sejatinya, media hanyalah alat. Yang berbahaya bukan medianya, tapi manusianya. Ketika hati kosong dari iman, maka yang lahir dari jemari bukan lagi ilmu, tapi fitnah. Bukan nasihat, tapi nafsu.

Generasi muda kita, sayangnya, semakin banyak yang tumbuh tanpa filter moral. Mereka diajarkan bahwa popularitas lebih penting dari kehormatan, bahwa viral lebih utama dari akhlak. Sementara orang tua, guru, dan tokoh masyarakat mulai kehilangan suara karena kalah cepat oleh algoritma.

Maka, inilah saatnya kita melakukan perlawanan, bukan dengan caci maki, tapi dengan edukasi dan keteladanan. Mari kita kembalikan makna malu sebagai kemuliaan, bukan kelemahan. Ajarkan bahwa aurat adalah amanah yang harus dijaga, bukan komoditas untuk diperjualbelikan demi validasi semu.

Media sosial tidak salah, yang salah adalah ketika kita membiarkannya mengendalikan akhlak kita. Sudah saatnya kita kembali pada nilai-nilai Islam, kembali menanamkan rasa takut kepada Allah dalam setiap tindakan. Karena generasi yang tak kenal batas, akan tumbuh menjadi masyarakat yang kehilangan arah.

Mari jaga anak-anak kita, adik-adik kita, istri dan saudara-saudari kita dari arus deras konten amoral yang dibungkus hiburan. Jangan sampai kita menjadi bagian dari mereka yang merasa bangga menampilkan sesuatu yang seharusnya ditutup. Karena ketika yang tabu menjadi biasa, itu bukan kemajuan, itu tanda kemunduran, bahkan kehancuran.

Berita Terkait

Sari Yulis Sukses Meraih 519 Suara Terpilih Sebagai Geuchik Gampong Blang Dalam.
LP Pendumas Poltak Silitonga Di SP3 Kan Pihak Direktorat Kriminal Umum Polda Sumut
Gerimisnya Hujan, Tidak Menyurutkan Pemkab Bireuen Shalat Istisqa Berjamaah.
“Selamat Menjalankan Tugas Kepada Suhartini Sebagai Sekda Kota Langsa,”
Komponen Masyarakat dan Mahasiswa Laporkan Akun Tiktok Bermuatan Unsur Pornoaksi, Haji Uma Beri Dukungan
Walikota Langsa Jeffry Sentana S Putra, SE Ajak Masyarakat Semarakkan HUT RI Ke-80
Kuasa Hukum Eks Kadis Kominfo Sumut Tolak Dakwaan JPU: Faktanya Aplikasi Berfungsi Hingga Akhir 2022
BUPATI ARMIA NOBATKAN BUJANG DARA ACEH TAMIANG TAHUN 2025
Berita ini 70 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 1 Agustus 2025 - 13:32

Sari Yulis Sukses Meraih 519 Suara Terpilih Sebagai Geuchik Gampong Blang Dalam.

Jumat, 1 Agustus 2025 - 12:46

LP Pendumas Poltak Silitonga Di SP3 Kan Pihak Direktorat Kriminal Umum Polda Sumut

Jumat, 1 Agustus 2025 - 12:42

Gerimisnya Hujan, Tidak Menyurutkan Pemkab Bireuen Shalat Istisqa Berjamaah.

Jumat, 1 Agustus 2025 - 11:43

“Selamat Menjalankan Tugas Kepada Suhartini Sebagai Sekda Kota Langsa,”

Jumat, 1 Agustus 2025 - 10:15

Komponen Masyarakat dan Mahasiswa Laporkan Akun Tiktok Bermuatan Unsur Pornoaksi, Haji Uma Beri Dukungan

Jumat, 1 Agustus 2025 - 06:53

Kuasa Hukum Eks Kadis Kominfo Sumut Tolak Dakwaan JPU: Faktanya Aplikasi Berfungsi Hingga Akhir 2022

Kamis, 31 Juli 2025 - 17:15

BUPATI ARMIA NOBATKAN BUJANG DARA ACEH TAMIANG TAHUN 2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 17:11

SAMBUT HARI KEMERDEKAAN KE 80, BUPATI ACEH TAMIANG AJAK WARGA KIBARKAN BENDERA MERAH PUTIH

Berita Terbaru

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x